Minggu, 20 Desember 2015

belajar nulis feature -- tukang koran cilik bercita-cita tinggi

TUKANG KORAN CILIK BERCITA-CITA TINGGI
Selasa, 15 Desember 2015



Di tengah terik matahari siang di pinggir jalan raya duduk seorang anak dengan menggunakan baju putih lusuh, celana pendek berbahan jins, dengan menggunakan topi biru sebagai alas panasnya matahari siang itu. Bocah kecil itu bahkan tidak menggunakan alas kaki.
Dengan wajah ramah dan senyuman dibibirnya ia membawa beberapa Koran di tanganya. Sesekali ia bangun menjajahkan koran dengan menghampiri para pengendara mobil dan motor yang sedang menunggu lampu hijau di jalan Martadinata, Wirobrajan, Yogyakarta.
Tanpa keluh kesah bocah berumur 6 tahun bernama Lukas ini, bekerja sebagai tukang koran setiap sepulang sekolah hingga menjelang petang. Ia merelakan waktu bermainnya demi meringankan pekerjaan ibunya.
 Pekerjaan sebagai tukang koran ini merupan pekerjaan yang baru ditekuninya. Namun hebatnya bocah kelas 1 SD ini memiliki daya tarik khusus ketika menjual koran dikarenakan usianya yang sangat muda, karena dalam sehari ia mampu menjual delapan koran, tidak seperti penjual koran pada umumnya yang hanya dapat menjual tiga sampai empat koran saja dalam sehari. Mengingat kini sudah di era digital yang semua orang dapat langsung dengan mudah mengakses berita di gadget masing-masing.
Lukas adalah anak kedua dari dari empat bersaudara, kakak pertamanya sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, dan kedua adiknya yang masih kecil-kecil. Di tengah kesulitan ekonomi keluarga, Lukas membantu mencari nafkah semampunya. Pendapatan ayahnya yang bekerja sebagai tukang parkir dan ibunya sebagai penjual koran juga, tentunya tidak cukup untuk membiayai kehidup sehari-hari.
Walaupun dengan umurnya yang masih sangat dini ini dia sudah menjadi penjual koran, namun Lukas tetap rajin ke sekolah karena ia mempunyai cita-cita yang sangat tinggi yaitu menjadi seorang tentara.  Ia mempunyai cita-cita tinggi untuk memajukan indonesia dan membantu banyak orang. “saya mau nolongin orang-orang yang kebanjiran” ujarnya sambil mengangkat wajahnya dengan semangat.
Jika senja telah tiba ia pulang untuk beristirahat dan bermain di rumahnya. Jika koran belum habis ia melanjutkkan pekerjaanya esok hari, dan uang hasil jualan koran itu untuk ditabung sebagai uang tambahan untuk ia sekolah.Uang hasil jualan koran buat bayar sekolah” ujarnya sambil menghitung uang-uang yang telah ia dapatkan.
Nasib Lukas hanya segelincir cerita anak-anak yang berjiwa kuat, walau di usia yang sangat dini ia mampu bekerja untuk membantu kehidupan ekonomi keluarga. Meski terlahir dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi ia tetap memiliki cita-cita yang tinggi. Ia inggin membangun indonesia agar lebih maju.
Cara pemikiran mereka yang lebih dewasa dibandingkan anak kecil lain seumurannya. Keinginannya dan rasa empatinya yang tinggi untuk membantu orang lain, juga rasa kepercayaan dan optimisme yang tinggi. Menunjukkan bahwa ia merupakan anak yang kuat.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar