Bicara
soal museum kita sering berfikir bahwa museum ialah tempat tersimpannya
benda-benda kuno yang tak terpakai dengan sederet keterangan menjemukan
mengenai benda-benda tersebut, ditambah lagi dengan suasana yang sepi serta
lampu-lampu temaram dalam vitrin kaca. Namun berbeda dengan museum lain, kini
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta menyajikan museum yang mengasyikan serta
ramah bagi anak-anak.
Museum Benteng
Vredeburg menempati
tanah seluas 22.480 m2 dengan luas bangunan 8.483 m2 merupakan
sebuah museum khusus sejarah perjuangan nasional bangsa Indonesia di
Yogyakarta. Museum ini terletak di jl. Jendral A. Yani no. 6 Yogyakarta. Selain
lokasinya yang strategis yaitu berada di kawasan malioboro dan titik nol km, museum
ini memiliki daya tarik yang lebih jika dibangdingkan museum lainnya.
Pemanfaatan
dan kelestarian Benteng Vredeburg sebagai bangunan cagar budaya memang
sepenuhnya ditujukan untuk masyarakat. Selain berfungsi sebagai museum
perjuangan nasional, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta juga berfungsi sebagai
obyek wisata serta tempat edukasi bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Berbagai
tingkat masyarakat mengunjungi Museum Benteng Vredeburg, bukan hanya kelompok
keluarga atau wisatawan namun juga berbagai lembaga pendidikan yang datang
mengunjungi museum untuk melakukan studi banding. Misalnya Anak-anak sekolah dasar
dan menengah pertama, mereka adalah pemuda penerus bangsa yang tentunya harus
menikmati pendidikan yang baik, dikarenakan museum sebagai tempat edukasi
selain sekolah, maka perlunya model pendidikan yang menyenangkan di museum, sehingga
tidak terkesan membosankan dan ramah bagi anak-anak.
Tata
kelola serta tampilan Museum Benteng Vredeburg selalu diperbarui, tanpa
mengurangi keaslian dan suasana nasionalisme, misalnya dengan menyediakan
berbagai fasilitas modern dengan
memanfaatkan teknologi informasi seperti games dan papan kuis tentang koleksi,
peristiwa, atau berbagai hal yang berkaitan dengan museum yang ditempatkan pada
tempat-tempat yang mudah dilihat oleh pengunjung anak-anak. Selain adanya games
atau kuis tadi, pengelola Museum Benteng Vredeburg akan membangun kid’s corner atau tempat khusus bagi
pengunjung anak-anak yang dapat dinikmati pada bulan november mendatang.
Museum Benteng Vredeburg juga melakukan
pengembangan tata museum dengan konsep AIDDA (Attention, Interest, Desire,
Decision, Action) yang dapat menarik minat pengunjung, yaitu dengan membangun
ruang wahana masa revolusi, di dalamnya terdapat patung dengan adegan
peperangan antara tentara Indonesia dengan tentara Belanda. Ruangan ini sangat
diminati pengunjung terutama pengunjung anak-anak, hal ini dikarenakan mereka
dapat langsung merasakan nuansa masa perjuangan.
Selain pengembangan tampilan dan tata kelola
pengelola Museum Benteng Vredeburg juga melakukan pengembangan publik yaitu
dengan mengadakan berbagai kegiatan diantaranya dengan mengadakan berbagai
macam lomba, temu tokoh, talk show,
kemah budaya, seminar, jelajah tempat bersejarah, ngejam dengan menampilkan
musik-musik yang bernuansa nasionalisme, pemutaran film sejarah yang
dilaksanakan dalam museum tepatnya di ruang audiovisual
dan juga di luar museum atau biasa disebut dengan bioskop keliling.
Dengan adanya berbagai macam pengambangan
pihak pengelola Museum Benteng Vredeburg berharap pengunjung tidak hanya datang
untuk hanya sekedar menikmati suasana saja namun juga diikuti dengan
mempelajari materi yang ada di museum sehingga dapat menambah rasa nasionalisme
dalam diri.
sumber : Buletin Museum Benteng Vredeburg dan Wawancara Pengelola